JAKARTA – Lucid Motors, produsen kendaraan listrik (EV) mewah yang dikenal dengan sedan premiumnya, Lucid Air, merilis laporan keuangan Kuartal Ketiga (Q3) yang memperlihatkan narasi yang kontras. Perusahaan berhasil mencatat lonjakan pendapatan sebesar 68%, sebuah indikasi kuat adanya peningkatan permintaan dan volume pengiriman yang substansial. Namun, di sisi lain, perusahaan masih mencatatkan Rugi Bersih Lucid Motors yang besar, meskipun telah menyempit menjadi $978 juta dari kerugian kuartal sebelumnya.
Lonjakan pendapatan Lucid Motors terutama didorong oleh gelombang pengiriman yang cepat. Banyak konsumen bergegas untuk mengambil unit Lucid Air sebelum batas waktu pemenuhan persyaratan kredit pajak EV federal di Amerika Serikat berakhir. Fenomena rush order ini, yang juga dialami oleh pesaing lain, memberikan dorongan penting pada metrik pendapatan jangka pendek Lucid Motors. Laporan ini menunjukkan bahwa meskipun Lucid berhasil meningkatkan produksi dan penjualan, tantangan mendasar untuk mencapai profitabilitas di tengah biaya operasional yang tinggi masih menjadi pekerjaan rumah utama.
Lonjakan Pendapatan: Efek Batas Waktu Kredit Pajak EV
Peningkatan pendapatan Lucid yang sebesar 68% di Q3, mencapai angka $195 juta, jauh melampaui harapan banyak analis. Angka ini didukung oleh pengiriman 1.457 unit kendaraan, naik dari kuartal sebelumnya.
Pendorong utama di balik lonjakan pengiriman ini adalah insentif fiskal yang ditawarkan oleh pemerintah AS:
- Kredit Pajak Federal: Berdasarkan Inflation Reduction Act (IRA), kendaraan listrik yang memenuhi syarat dapat memberikan kredit pajak hingga $7.500 kepada pembeli.
- Perubahan Aturan: Aturan kredit pajak ini semakin ketat, terutama mengenai persyaratan komponen baterai dan perakitan akhir. Ada kekhawatiran bahwa banyak varian Lucid Air akan kehilangan kelayakan kredit penuh pada kuartal-kuartal berikutnya karena perubahan persyaratan sumber komponen baterai.
Kekhawatiran ini mendorong konsumen untuk membeli dan mengambil pengiriman sebelum aturan baru berlaku. Lucid dengan cerdik mengelola logistik mereka untuk memanfaatkan permintaan ini. Namun, dorongan penjualan dari insentif pajak ini bersifat sementara, dan perusahaan harus siap bersaing berdasarkan nilai produk murni begitu insentif tersebut hilang atau berkurang.
Analisis Rugi Bersih Lucid Motors Q3
Meskipun pendapatan melonjak, kerugian bersih Lucid Motors, yang hampir mencapai satu miliar dolar, menunjukkan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun dan meningkatkan skala produksi EV. Kerugian ini berasal dari beberapa area kunci:
1. Biaya Scaling Produksi (Ramping Up)
Lucid terus berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan kapasitas produksi di pabrik mereka di Arizona, AS, dan juga di Arab Saudi (di mana dana investasi dari PIF Arab Saudi menjadi backer utama). Peningkatan produksi dari volume rendah ke volume tinggi melibatkan pengeluaran modal (capital expenditure) yang signifikan untuk mesin, otomasi, dan optimalisasi rantai pasokan. Biaya-biaya ini, yang dikenal sebagai biaya startup atau ramping up, secara inheren menekan margin keuntungan awal.
2. Beban Litbang (R&D) yang Tinggi
Lucid berinvestasi besar pada Research and Development (R&D) untuk teknologi baterai, efisiensi powertrain (motor, transmisi, dll.), dan pengembangan model baru. Model masa depan yang paling ditunggu, Lucid Gravity SUV, memerlukan investasi R&D yang masif. Semua biaya ini dicatat dalam laporan keuangan, yang berkontribusi pada Rugi Bersih Lucid Motors yang masih besar. Namun, investasi ini krusial untuk mempertahankan keunggulan teknologi mereka yang terkenal.
3. Diskon dan Insentif Penjualan
Di tengah tekanan persaingan harga di pasar EV, Lucid terkadang harus menawarkan insentif penjualan atau potongan harga tertentu pada beberapa trim Lucid Air mereka untuk menarik pelanggan. Meskipun ini membantu meningkatkan volume pengiriman (dan pendapatan), hal ini menggerus margin kotor, membuat perusahaan semakin sulit mencapai gross profit positivity.
Masa Depan dan Harapan Model Lucid Gravity
Manajemen Lucid tetap optimis dan menekankan bahwa kerugian saat ini adalah biaya yang harus dibayar untuk pertumbuhan di industri yang padat modal ini. Fokus utama perusahaan kini beralih ke:
- Peluncuran Lucid Gravity SUV: Lucid Gravity diharapkan menjadi game-changer bagi perusahaan. SUV adalah segmen pasar EV yang jauh lebih besar dan lebih menguntungkan daripada segmen sedan premium. Gravity, dengan jangkauan baterai yang mengesankan dan desain mewah, diharapkan dapat menarik basis konsumen yang jauh lebih luas dan menghasilkan volume penjualan yang lebih besar.
- Efisiensi Biaya: Lucid berkomitmen untuk mengurangi biaya produksi per unit secara signifikan. Upaya ini mencakup negosiasi ulang kontrak pemasok dan optimalisasi proses manufaktur untuk meningkatkan margin laba kotor di masa depan.
- Diversifikasi Pendapatan: Perusahaan juga mulai menjajaki peluang untuk melisensikan teknologi powertrain mereka kepada produsen lain, sebuah sumber pendapatan yang potensial dan sangat menguntungkan di masa depan.
Penurunan kerugian bersih di Q3 (meskipun masih tinggi) adalah sinyal positif bahwa upaya efisiensi mulai membuahkan hasil, bahkan saat mereka meningkatkan volume produksi. Namun, investor akan terus memantau apakah Lucid dapat mempertahankan momentum pendapatan tanpa dorongan insentif pajak dan mencapai target volume produksi untuk Lucid Air dan Gravity yang akan datang.
Baca juga:
- Rugi Bersih Rivian Q3 $1,2 Miliar: Penjualan Melonjak Berkat Dorongan Kredit EV
- Sabuk Manufaktur Mobil AS Selatan: Menggantikan Dominasi Rust Belt
- Penjualan Hyundai Turun Kia Naik: Dampak Hilangnya Insentif EV di AS
Informasi ini dipersembahkan oleh paman empire
