Oktober 2025 menjadi bulan yang penuh kontras bagi dua raksasa otomotif Korea Selatan di pasar Amerika Serikat (AS). Di satu sisi, Hyundai Motor America mencatatkan penurunan volume penjualan secara keseluruhan. Di sisi lain, sister company mereka, Kia America, justru melaporkan volume penjualan tertinggi sepanjang masa untuk bulan tersebut. Fenomena ini, di mana Penjualan Hyundai Turun Kia Naik, menjadi studi kasus menarik tentang dampak kebijakan pemerintah terhadap pasar kendaraan listrik (EV) dan strategi produk yang berbeda.
Penurunan penjualan Hyundai secara umum, meskipun tidak drastis, sebagian besar disalahkan pada hilangnya kredit pajak federal untuk kendaraan listrik (EV) sebesar $7.500 per unit. Insentif ini berakhir pada akhir September 2025, memicu perlambatan signifikan pada permintaan EV secara nasional di bulan berikutnya. Mobil listrik unggulan Hyundai, seperti IONIQ 5, sangat terpengaruh karena dirakit di luar Amerika Utara dan tidak lagi memenuhi syarat untuk subsidi penting tersebut. Sebaliknya, Kia berhasil mengimbangi permintaan EV yang melambat dengan penjualan kendaraan berbahan bakar konvensional (ICE) dan hybrid yang kuat, mendorong volume mereka ke rekor baru.
Akhir Kredit Pajak EV dan Dampaknya pada Hyundai
Pasar EV di AS memasuki masa penyesuaian yang dramatis setelah insentif pajak federal dihentikan. Berakhirnya subsidi ini secara langsung menaikkan harga efektif mobil listrik impor, termasuk model-model populer dari Hyundai. Para eksekutif industri telah memperingatkan bahwa penjualan EV secara nasional bisa anjlok hingga 50-60% pada Oktober dibandingkan bulan sebelumnya.
Bagi Hyundai, yang sangat mengandalkan IONIQ 5 untuk mendominasi segmen EV, hilangnya insentif ini terasa sangat menyakitkan. Meskipun IONIQ 5 secara teknis dan desain dianggap unggul, kenaikan harga efektif sebesar $7.500 telah membuatnya kurang menarik di mata konsumen massal yang sensitif terhadap harga.
Hyundai memang telah berupaya meredam dampak tersebut dengan menawarkan diskon dan penawaran sewa (lease deals) yang lebih agresif. Namun, upaya ini ternyata belum cukup untuk sepenuhnya mengimbangi kerugian yang diakibatkan oleh perubahan kebijakan federal. Penurunan permintaan di segmen EV secara keseluruhan, yang sebelumnya menjadi pendorong pertumbuhan utama Hyundai, kini menjadi beban yang menjelaskan mengapa Penjualan Hyundai Turun Kia Naik pada periode yang sama.
Rekor Penjualan Kia: Strategi Portofolio yang Lebih Luas
Sementara Hyundai mengalami hambatan EV, Kia berhasil mencatatkan rekor penjualan bulanan tertinggi. Kenaikan volume penjualan Kia menunjukkan efektivitas strategi portofolio yang lebih terdiversifikasi, yang tidak terlalu bergantung pada segmen EV yang sensitif terhadap insentif.
Model-model SUV Kia, seperti Telluride, Sportage, dan Sorento, terus menjadi pilar penjualan yang sangat kuat. Bahkan, penjualan model-model ICE (Internal Combustion Engine) dan hybrid Kia berhasil mengimbangi penurunan yang terjadi di segmen EV mereka, seperti EV6. Permintaan yang berkelanjutan untuk kendaraan konvensional yang andal dan bergaya, dipadukan dengan ketersediaan stok yang baik, memungkinkan Kia untuk memecahkan rekor penjualan ritel mereka.
Keberhasilan Kia dalam mencapai rekor volume di tengah kondisi pasar yang sulit menyoroti pentingnya:
- Keseimbangan Portofolio: Tidak menempatkan semua telur dalam keranjang EV, melainkan menjaga model ICE yang high-demand tetap kuat.
- Nilai Jual: Model-model Kia dinilai menawarkan proposisi nilai yang sangat baik di pasar, menarik pembeli yang mencari kombinasi kualitas, fitur, dan harga yang kompetitif.
Kontras ini menunjukkan bahwa meskipun Hyundai dan Kia berasal dari grup yang sama, respons pasar terhadap strategi produk mereka sangat berbeda ketika terjadi guncangan kebijakan seperti hilangnya insentif EV.
Membedah Alasan Utama Penjualan Hyundai Turun Kia Naik
Terdapat beberapa faktor kunci yang menjelaskan mengapa Hyundai dan Kia mencatat kinerja yang berlawanan pada Oktober 2025, meskipun keduanya menghadapi lingkungan pasar yang sama, terutama berakhirnya kredit pajak EV:
- Dampak Kredit Pajak pada EV: Model EV andalan Hyundai (IONIQ 5/6) dan Kia (EV6/EV9) sama-sama tidak memenuhi syarat insentif karena tidak dirakit di AS. Namun, penurunan penjualan tampaknya memiliki dampak yang lebih besar pada pangsa EV di total volume Hyundai. Para ahli otomotif memprediksi bahwa pasar EV secara keseluruhan telah mengalami koreksi signifikan.
- Kekuatan Model ICE Kia: Kia memiliki deretan model SUV dan sedan konvensional yang sangat laris dan diminati oleh konsumen AS, seperti Telluride dan K4 (Forte). Model-model ini terus menunjukkan permintaan yang tinggi dan stabil, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi. Penjualan kendaraan ini berfungsi sebagai penyangga (buffer) yang kuat, menutupi penurunan di segmen EV mereka.
- Strategi Diskon dan Leasing: Untuk menanggulangi hilangnya kredit pajak, kedua perusahaan meningkatkan diskon rata-rata dan penawaran leasing yang memanfaatkan celah subsidi komersial. Namun, dampak penyesuaian ini pada Hyundai tampak kurang efektif menahan penurunan dibandingkan dengan momentum penjualan keseluruhan yang sudah dimiliki oleh Kia.
- Ketersediaan Stok dan Mix Produk: Ada kemungkinan bahwa rasio ketersediaan stok model non-EV yang high-demand milik Kia lebih optimal dibandingkan Hyundai pada bulan Oktober. Strategi stok dan mix produk yang tepat terbukti menjadi kunci bagi Kia untuk mencapai volume tertinggi dalam sejarah bulanan mereka.
Masa Depan di Tengah Gejolak Pasar
Kondisi Penjualan Hyundai Turun Kia Naik hanyalah cerminan dari gejolak yang lebih luas di pasar otomotif AS, di mana konsumen mulai mengalami “kelelahan EV” (EV fatigue). Pembeli menunjukkan preferensi yang jelas untuk memiliki akses ke berbagai pilihan penggerak, baik itu bensin murni, hybrid, atau listrik.
Hyundai dan Kia sekarang berada dalam perlombaan untuk memproduksi EV mereka di AS agar kembali memenuhi syarat kredit pajak federal. Investasi besar telah dilakukan untuk pembangunan pabrik perakitan EV di Georgia. Setelah fasilitas ini beroperasi dan model-model EV mereka memenuhi persyaratan “Made in America,” keseimbangan penjualan antara kedua merek ini kemungkinan akan kembali stabil. Namun, untuk saat ini, Kia terbukti lebih tangguh dalam menavigasi pasar yang bergejolak berkat fondasi model ICE dan hybrid mereka yang kokoh.
Baca juga:
- AS Izinkan Lanjutkan Kiriman Chip Nexperia China: Kabar Baik Produsen Otomotif
- Ram SUV Besar 2028: Akhirnya Merek Truk Itu Punya SUV
- Revolusi Desain: Corolla Generasi Baru Elektrifikasi Tampil Radikal
Informasi ini dipersembahkan oleh paus empire

