Masa depan adopsi Kendaraan Listrik (EV) di Amerika Serikat menghadapi ujian besar. Menyusul keputusan politik yang mendadak, kredit pajak federal senilai $7.500 yang telah menjadi pendorong utama penjualan dan sewa EV selama lebih dari 15 tahun resmi berakhir pada akhir Kuartal III. Namun, dua raksasa otomotif Detroit, General Motors (GM) dan Ford Motor Company, dengan cepat meluncurkan program cerdik yang secara efektif memperpanjang penggunaan Insentif Sewa EV hingga akhir tahun. Strategi ini, yang memanfaatkan celah dalam aturan leasing, bertujuan untuk meredam potensi penurunan tajam permintaan konsumen di Kuartal IV (Q4) 2025.
Langkah ini menegaskan bahwa insentif harga tetap menjadi faktor krusial dalam keputusan pembelian EV, terlepas dari kemajuan teknologi dan peningkatan kesadaran lingkungan. Dengan nilai gabungan yang mencapai miliaran dolar dalam bentuk potongan harga bagi konsumen, berakhirnya kredit pajak ini dikhawatirkan akan memukul momentum penjualan EV. Oleh karena itu, skema Insentif Sewa EV Ford dan GM ini bukan hanya taktik pemasaran, melainkan upaya strategis untuk menstabilkan pasar dalam jangka pendek.
Menjelajahi Celah Hukum di Balik Insentif Sewa EV
Program leasing (sewa guna usaha) telah lama dikenal memiliki keunggulan terkait insentif pajak, terpisah dari skema pembelian langsung. Di bawah aturan federal AS yang berlaku, insentif pajak EV senilai $7.500 ditujukan kepada pemilik pertama kendaraan. Dalam transaksi leasing, perusahaan pembiayaan atau agen peminjaman (seperti Ford Credit atau lembaga keuangan yang bekerja sama dengan GM) secara teknis adalah pembeli kendaraan dari dealer. Dengan demikian, hak atas kredit pajak $7.500 jatuh kepada perusahaan pembiayaan tersebut.
Strategi yang diluncurkan oleh Ford dan GM berputar pada pemanfaatan batas waktu kredit pajak, yang ditetapkan pada 30 September 2025. Kedua perusahaan meluncurkan program di mana lembaga pembiayaan mereka akan segera “membeli” EV yang ada di inventaris dealer dengan melakukan pembayaran di muka sebelum batas waktu tersebut. Pembayaran di muka ini memungkinkan lembaga pembiayaan tersebut untuk secara resmi mengklaim insentif pajak federal $7.500 per unit mobil.
Setelah kredit pajak berhasil diklaim, dealer masih dapat menawarkan leasing mobil-mobil tersebut kepada pelanggan ritel seperti biasa di sepanjang Q4. Subsidi $7.500 yang telah diamankan oleh perusahaan pembiayaan kemudian diperhitungkan ke dalam perhitungan tarif sewa yang ditawarkan kepada konsumen. Hasilnya, meskipun subsidi federal secara resmi berakhir, konsumen yang menyewa EV dari Ford atau GM secara tidak langsung masih menikmati potongan harga yang signifikan.
Dampak Program Insentif Sewa EV pada Konsumen dan Pasar
Peluncuran program Insentif Sewa EV ini datang sebagai tanggapan langsung terhadap kekhawatiran yang meluas di industri. Analis pasar dan eksekutif otomotif memperkirakan bahwa penjualan dan sewa EV akan menurun tajam setelah hilangnya kredit pajak, menyusul lonjakan permintaan di Q3 dari pembeli yang bergegas memanfaatkan batas waktu.
Stabilitas Harga di Tengah Ketidakpastian
Bagi konsumen, program ini berarti mereka tidak akan melihat lonjakan harga yang tiba-tiba pada model EV populer dari Ford dan GM. Misalnya, pelanggan yang menyewa Ford Mustang Mach-E atau Chevrolet Blazer EV masih dapat mengharapkan pembayaran bulanan yang kompetitif karena potongan $7.500 sudah diintegrasikan. Ini membantu menjaga daya tarik finansial EV dibandingkan mobil bermesin pembakaran internal (ICE).
Mendorong Leasing sebagai Opsi Utama
Strategi ini juga berpotensi meningkatkan penetrasi leasing di pasar EV. Leasing sudah menjadi opsi yang menarik bagi banyak pembeli EV karena kekhawatiran mengenai depresiasi nilai baterai dan siklus teknologi yang cepat. Dengan insentif tambahan ini, leasing menjadi jalur yang lebih menonjol untuk adopsi EV, terutama bagi mereka yang enggan melakukan pembelian langsung.
Respons Cepat dan Kepatuhan Hukum
Langkah cepat GM dan Ford menunjukkan ketangkasan mereka dalam merespons perubahan regulasi. Sumber-sumber yang mengetahui diskusi tersebut menyebutkan bahwa kedua perusahaan merancang program ini setelah berkonsultasi dengan pejabat di Internal Revenue Service (IRS), badan pajak AS. Meskipun taktik ini bersifat agresif, tujuan utamanya adalah memastikan bahwa insentif yang dimaksudkan untuk mendukung adopsi EV dapat terus disalurkan kepada konsumen, meskipun melalui jalur administratif yang berbeda.
Prospek Pasar EV di Kuartal IV
Taktik Insentif Sewa EV ini adalah upaya jangka pendek untuk mempertahankan laju penjualan. GM telah mengonfirmasi bahwa mereka bekerja sama dengan dealer mereka untuk memperpanjang penawaran agar pelanggan dapat terus menikmati kredit pajak untuk sewa EV. Ford juga menguatkan upaya serupa, berupaya memberikan pembayaran sewa yang kompetitif melalui Ford Credit hingga 31 Desember 2025.
Meskipun demikian, masa depan jangka panjang pasar EV AS akan diuji secara fundamental di awal tahun berikutnya ketika bahkan celah leasing ini mungkin tidak lagi dapat dipertahankan. Industri akan benar-benar menguji apakah pasar EV sudah cukup matang untuk berkembang berdasarkan fundamentalnya sendiri—termasuk keunggulan produk, penurunan biaya baterai, dan infrastruktur pengisian daya—atau apakah dukungan pemerintah masih penting untuk mempertahankan momentum adopsi. Sampai saat itu, program Insentif Sewa EV dari Ford dan GM berfungsi sebagai jembatan penting untuk menopang permintaan konsumen di Q4 2025.
Baca juga:
- Transformasi Ford Jim Farley: 5 Tahun Kepemimpinan yang Radikal
- Akuisisi Mobil Bekas Service Drive: Taktik Cerdas Dealer Mendapatkan Stok Terbaik
- Dealer Subaru Inspirasi Alam: Merangkul Keberlanjutan dalam Arsitektur
Informasi ini dipersembahkan oleh Naga Empire