Henry Ford II merebut kendali
Henry Ford II merebut kendali

Henry Ford II Merebut Kendali Ford Motor dari Geng Harry Bennett

Awal Era Baru: Henry Ford II Merebut Kendali Ford Motor

 

Pada tahun 1945, Ford Motor Company adalah raksasa yang sakit parah. Perusahaan ikonik yang didirikan oleh Henry Ford I ini, meskipun kaya akan sejarah dan inovasi, tengah merugi sekitar $10 juta setiap bulannya (setara dengan ratusan juta dolar saat ini). Kondisi ini bukan disebabkan oleh pasar, melainkan oleh manajemen yang kacau balau di bawah kendali pendiri yang sudah lanjut usia dan dikelilingi oleh sekelompok ajudan yang menjalankan perusahaan dengan intimidasi dan kekerasan. Di sinilah Henry Ford II merebut kendali, sebuah langkah yang bukan hanya mengganti kepemimpinan, tetapi secara harfiah menyelamatkan perusahaan dari ancaman kebangkrutan atau nasionalisasi oleh pemerintah AS.

Kisah dramatis ini dimulai setelah kematian mendadak ayah Henry II, Edsel Ford, pada tahun 1943. Kakeknya, Henry Ford I, kembali mengambil alih posisi Presiden, tetapi kondisi mental dan fisik beliau yang menurun membuat kekuasaan sejati berada di tangan Harry Bennett. Bennett adalah mantan petinju dan petugas Angkatan Laut yang dipekerjakan Henry Ford I sebagai kepala Departemen Layanan (Service Department)—pasukan keamanan internal perusahaan. Bennett telah membangun kekuasaan selama hampir tiga dekade dengan menggunakan mata-mata, preman, dan taktik anti-serikat yang brutal, yang puncaknya adalah peristiwa memalukan seperti Battle of the Overpass pada tahun 1937.

 

Mendapatkan Kekuatan dan Menciptakan Perubahan

 

Ketika Henry Ford I akhirnya pensiun pada September 1945, Henry Ford II, yang baru berusia 28 tahun dan baru saja kembali dari tugas Angkatan Laut setelah kematian ayahnya, diangkat sebagai Presiden. Ia mewarisi perusahaan yang sangat terpusat, dengan pabrik-pabrik di Eropa yang hancur karena perang, penjualan domestik yang merosot, dan organisasi internal yang dikuasai rasa takut. Sebagai seorang pemuda yang kurang pengalaman manajerial formal, banyak yang meragukan kemampuannya. Namun, Henry II segera membuktikan bahwa ia adalah pemimpin yang dibutuhkan Ford.

Langkah pertamanya sangat tegas dan menentukan: pemecatan Harry Bennett. Bennett adalah simbol dari rezim lama, dengan kekuasaan yang begitu besar sehingga bahkan petinggi perusahaan lain pun takut padanya. Pemecatan ini diceritakan secara dramatis, di mana Henry II meminta John Bugas, seorang mantan agen FBI yang direkrutnya, untuk menyerahkan surat pemecatan kepada Bennett. Menurut beberapa sumber, konfrontasi tersebut diakhiri dengan Bennett dan Bugas yang saling mengarahkan pistol. Bennett dikabarkan sempat berkata, “Anda mengambil alih perusahaan bernilai miliaran dolar yang tidak Anda sumbangkan apa-apa,” sebelum akhirnya meninggalkan kompleks pabrik River Rouge pada hari itu juga, mengakhiri kekuasaannya selama 30 tahun. Ini adalah momen kunci.

 

Membangun Kembali Perusahaan, Mengakhiri Intimidasi

 

Dengan disingkirkannya Bennett, Henry Ford II mengirimkan pesan yang jelas kepada seluruh perusahaan dan dunia: era intimidasi dan manajemen preman telah berakhir. Tindakan ini adalah bagian pertama dari reorganisasi besar-besaran yang diperlukan untuk menyelamatkan Ford Motor Company. Ia segera mengambil langkah untuk memodernisasi perusahaan yang sangat kuno.

Henry II menyadari bahwa ia tidak bisa melakukannya sendirian. Ia pun merekrut sekelompok manajer muda berbakat dari Angkatan Udara AS yang dikenal sebagai “Whiz Kids”. Kelompok ini, yang salah satunya adalah Robert S. McNamara (yang kemudian menjadi Presiden Ford), membawa pendekatan manajemen yang baru: analisis sistem, statistik, dan profesionalisme. Mereka menggantikan struktur manajemen personalistik dan paranoid Henry Ford I dengan sistem birokrasi dan organisasi yang terstruktur. Perubahan ini secara radikal mengubah cara kerja Ford, dari perusahaan keluarga yang dijalankan berdasarkan kehendak pendiri menjadi korporasi modern.

Selain itu, Henry II juga berusaha memperbaiki hubungan buruk perusahaan dengan serikat pekerja, terutama United Auto Workers (UAW). Ia mengambil sikap yang berlawanan dengan kakeknya, yang sangat anti-serikat. Dengan memecat Bennett dan menghentikan taktik kekerasan, Henry II membuka jalan bagi negosiasi yang lebih sehat, yang sangat penting untuk stabilitas produksi pasca-perang.

 

Warisan yang Lebih Besar dari Mobil Mustang

 

Langkah awal Henry Ford II merebut kendali tidak hanya terbatas pada efisiensi internal. Di bawah kepemimpinannya, Ford bertransformasi menjadi perusahaan publik pada tahun 1956 melalui penawaran saham perdana (IPO) terbesar yang pernah ada saat itu. Keputusan ini meningkatkan modal perusahaan secara signifikan dan memberikan fleksibilitas finansial yang dibutuhkan untuk bersaing.

Meskipun Henry II sempat mengalami kegagalan produk yang ikonik, seperti mobil Edsel, kepemimpinannya juga melahirkan kesuksesan legendaris, seperti Ford Mustang dan Thunderbird. Henry Ford II juga dikenal memiliki pemahaman yang tajam tentang tren ekonomi global, yang membawanya memimpin ekspansi Ford ke pasar internasional, terutama dengan mendirikan Ford Eropa.

Pada akhirnya, keberhasilan Henry Ford II bukanlah tentang penemuan mobil baru—warisan itu milik kakeknya. Keberhasilannya adalah tentang keberanian untuk membersihkan kekacauan, mengganti budaya kekerasan dengan profesionalisme, dan mengambil keputusan radikal untuk memastikan kelangsungan hidup sebuah warisan Amerika yang penting. Tanpa keberanian Henry Ford II untuk merebut kendali dari geng Harry Bennett, Ford Motor Company mungkin tidak akan bertahan hingga hari ini.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh rajabotak

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *