Bulan September 2025 menjadi momen krusial bagi pasar kendaraan listrik (EV) di Amerika Serikat. Hyundai dan Kia, dua raksasa otomotif asal Korea Selatan yang tergabung dalam Hyundai Motor Group, melaporkan lonjakan penjualan EV yang signifikan. Pendorong utama dari pertumbuhan luar biasa ini bukanlah sekadar strategi pemasaran, melainkan batas waktu yang genting: berakhirnya program insentif pajak mobil listrik federal AS pada 30 September 2025. Peristiwa ini menciptakan suasana rush atau pembelian besar-besaran di kalangan konsumen yang ingin mengamankan potongan harga hingga $7.500 sebelum kesempatan itu hilang.
Hyundai dan Kia telah lama berjuang untuk memenuhi persyaratan lokalitas dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) AS, yang mengatur kelayakan kendaraan untuk mendapatkan kredit pajak penuh. Namun, dengan berakhirnya insentif ini, perusahaan-perusahaan tersebut mengambil langkah agresif untuk menghabiskan stok model-model yang memenuhi syarat, seperti Hyundai IONIQ 5 dan Kia EV6, melalui penawaran lease (sewa) yang menarik dan diskon besar-besaran. Lonjakan penjualan ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan sementara dalam mengelola inventaris, tetapi juga menyoroti peran penting subsidi pemerintah dalam mendorong adopsi kendaraan listrik di pasar utama.
Mengapa September Menjadi Momen Panen EV?
Pengumuman dipercepatnya batas waktu kredit pajak federal dari tahun 2032 menjadi 30 September 2025, yang merupakan bagian dari perubahan kebijakan, secara langsung memicu lonjakan permintaan yang tak terduga. Konsumen yang selama ini menimbang-nimbang untuk membeli EV tiba-tiba dihadapkan pada tenggat waktu yang ketat. Bagi banyak pembeli, potensi penghematan sebesar $7.500—baik melalui kredit pajak langsung atau potongan harga yang disalurkan melalui perjanjian lease—adalah faktor penentu.
Bagi Hyundai dan Kia, yang telah berinvestasi besar-besaran dalam lini model EV mereka seperti IONIQ 5, IONIQ 6, EV6, dan EV9, bulan September menjadi kesempatan emas untuk memecahkan rekor penjualan. Analisis industri menunjukkan bahwa penjualan EV di AS, secara keseluruhan, mengalami peningkatan yang tajam di kuartal ketiga 2025, dengan persentase pangsa pasar EV mencapai rekor tertinggi. Lonjakan ini terjadi karena pembeli secara aktif mencoba memanfaatkan insentif pajak mobil listrik yang sebentar lagi musnah.
Strategi Hyundai dan Kia Memanfaatkan Insentif Pajak Mobil Listrik
Hyundai Motor Group menunjukkan kelincahan luar biasa dalam menanggapi dinamika pasar ini. Meskipun model-model mereka sempat tidak memenuhi syarat kredit pajak penuh karena aturan perakitan di Amerika Utara, mereka secara efektif menyalurkan nilai insentif tersebut kepada konsumen melalui skema leasing.
Strategi ini memungkinkan mereka menawarkan harga efektif yang sangat kompetitif. Misalnya, dengan penawaran lease yang dimulai hanya dari $179 per bulan untuk IONIQ 5, mereka menjadikan EV sebagai pilihan yang lebih terjangkau daripada beberapa model mobil konvensional. Penawaran yang time-sensitive ini terbukti sangat efektif, menarik perhatian pembeli yang ingin memaksimalkan manfaat finansial sebelum 30 September. Inilah puncak dari momentum insentif pajak mobil listrik yang berhasil dimaksimalkan oleh pabrikan Korea.
Apa yang Terjadi Setelah Insentif Pajak Mobil Listrik Berakhir?
Pertanyaan terbesar kini adalah: apa yang akan terjadi pada pasar EV setelah 30 September? Sebagian besar analis memperkirakan akan ada penurunan tajam penjualan EV pada kuartal keempat tahun 2025 dan awal tahun 2026. Beberapa pihak memprediksi penurunan yang signifikan, sementara yang lain lebih optimis.
Hyundai dan Kia, bersama produsen mobil lainnya, kini menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan momentum penjualan tanpa booster subsidi federal.
- Potensi Penurunan Harga: Untuk mengimbangi hilangnya insentif $7.500, pabrikan diperkirakan akan menurunkan harga jual atau meningkatkan diskon dan insentif tunai mereka. Hal ini diperlukan agar harga EV tetap kompetitif.
- Fokus pada Produksi Lokal: Jangka panjang, produsen harus mempercepat relokasi atau peningkatan produksi baterai dan perakitan kendaraan di Amerika Utara agar EV mereka memenuhi syarat untuk program insentif di masa depan, seandainya ada. Hyundai sendiri telah memulai produksi di pabrik EV barunya di Georgia untuk model-model seperti IONIQ 5 dan IONIQ 9.
- Inovasi dan Model Murah: Hyundai dan Kia telah merencanakan peluncuran model EV dengan harga yang lebih terjangkau, seperti Kia EV3 dan EV4. Model-model ini diharapkan dapat menarik segmen pasar yang lebih luas, independen dari subsidi pemerintah.
Lonjakan penjualan EV di September ini adalah sebuah anomali pasar yang didorong oleh deadline. Walaupun angka penjualan EV Hyundai dan Kia pada kuartal ketiga ini terlihat spektakuler, tantangan sesungguhnya baru akan dimulai di bulan Oktober, ketika pasar harus kembali normal tanpa adanya dorongan insentif pajak mobil listrik federal. Pasar akan menguji sejauh mana permintaan EV didasarkan pada nilai intrinsik produk, bukan hanya potongan harga dari pemerintah.
Baca juga:
- Insentif Sewa EV: Strategi GM dan Ford Memperpanjang Diskon $7.500
- Transformasi Ford Jim Farley: 5 Tahun Kepemimpinan yang Radikal
- Akuisisi Mobil Bekas Service Drive: Taktik Cerdas Dealer Mendapatkan Stok Terbaik
Informasi ini dipersembahkan oleh Paman Empire